HUKNAH TINGGI DAN RENDAH SERTA SUPPOSITORIA
A. Pengertian
Huknah tinggi adalah Memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon asenden dengan menggunakan kanul rekti
Huknah rendah adalah Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti.
B. Tujuan
1. Huknah tinggi
a. Membantu mengeluarkan fesces akibat konstipasi
b. Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
2. Huknah rendah
a. Merangsang peristaltik usus, sehingga pasien dapat buang air besar
b. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
c. Sebagai tindakan pengobatan
C. Indikasi
1. Pasien yang obstipasi
2. Pasien yang akan di operasi
3. Persiapan tindakan diagnostika misalnya ( Pemeriksaan radiologi )
4. Pasien dengan melena
D. Kontraindikasi
1. Pasien dengan diverticulitis, ulcerative colitis, Crohn’s disease, post operasi,
2. pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,
3. keadaan patologi klinis pada rektum dan kolon seperti hemoroid bagian dalam atau hemoroid besar, tumor rektum dan kolon.
E. Persiapan
1. Huknah tinggi
a. Persiapan pasien
· Mengucapkan salam terapeutik
· Memperkenalkan diri
· Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
· Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
· Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
· Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
· Privacy klien selama komunikasi dihargai.
· Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
· Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
· Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kanan (posisi sim)
b. Persiapan alat
· Sarung tangan bersih
· Selimut mandi atau kain penutup
· Perlak dan pengalas bokong
· Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
· Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan Nacl, air sabun, air biasa)
· Bengkok
· Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air
· Tiang penggantung irigator
· Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
2. Huknah rendah
a. Persiapan pasien
· Mengucapkan salam terapeutik
· Memperkenalkan diri
· Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
· Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
· Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
· Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
· Privacy klien selama komunikasi dihargai.
· Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan
· Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
· Pasien disiapkan dalam posisi tidur miring ke kiri (posisi sim)
b. Persiapan alat
· Sarung tangan bersih
· Selimut mandi atau kain penutup
· Perlak dan pengalas bokong
· Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
· Cairan hangat sesuai kebutuhan (misalnya cairan Nacl, air sabun, air biasa)
· Bengkok
· Pelicin (vaselin, sylokain, Jelly 2% /pelumas larut dalam air
· Tiang penggantung irigator
· Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas cebok/tissue toilet
F. Prosedur
1. Huknah tinggi dan huknah rendah
a. Pintu ditutup/pasang sampiran
b. Mencuci tangan
c. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang sarung tangan
d. Pasang perlak dan pengalas
e. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah klien ditanggalkan
f. Atur posisi klien sims miring kiri (huknah rendah) dan posisi sims miring kanan (huknah tinggi)
g. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan irigator
h. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
i. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari bokong klien
j. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan ke dalam bengkok
k. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
l. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan cairan secara perlahan
m. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan masukkan kedalam bengkok
n. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan sebentar
o. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
p. Klien dirapihkan
q. Alat dirapihkan kembali
r. Mencuci tangan
s. Melaksanakan dokumentasi :
· Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien
· Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien
G. Perbedaan huknah tinggi dan huknah rendah
No | Perbedaan | Huknah rendah | Huknah tinggi |
1. 2 3. 4. 5. 6. | - Tindakan - Tujuan - Kanul enema - Posisi - Jumlah cairan hangat yang diberikan untuk dewasa - Tinggi irigator | - Tindakan memasukkan cairan hangat dari rectum kedalam kolon desenden - Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy -Kanula Recti -Posisi sims miring kekiri -500 ml - ± 30 cm dari tempat tidur | -Tindakan memasukkan cairan hangat dari rectum dimasukkan kedalam kolon asenden. -Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi atau impaksi fekal -Kanula usus -Posisi sim’s miring ke kanan -750-1000ml - ± 30-45 cm dari tempat tidur |
No | Usia | Jumlah larutan |
1. 2. 3. 4. 5. | Bayi Toddler atau preschool Anak usia sekolah Remaja Dewasa | 150-250 ml 250-350 ml 300-500 ml 500-750 ml 750-1000 ml |
H. Suppositoria
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk , yang diberikan melalui rectal,vagina ,atau uretra.Bahan dasar suppositoria yang umum digunakan adalah lemak coklat,gelati tergliserinasi,minyak nabati terhidrogenasi,campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul dan ester asam lemak polietilen glikol(anonim 1995)
1. TUJUAN PENGGUNAAN SUPPOSITORIA
a. Untuk tujuan lokal, seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi lainnya, suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat diserap oleh membran mukosa dalam rektum. Hal ini digunakan terutama bila penggunaan obat per oral tidak memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pingsan.
b. Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat
c. Untuk menghindari kerusakan obat oleh enzim didalam saluran gastrointestinal dan perubahan obat secara biokimia didalam hati.
2. CARA KERJA OBAT :
Ketoprofen adalah suatu anti inflamasi non steroid, yang termasuk dalam golongan AINS turunan dari asam propionat. Ketoprofen memiliki aktivitas anti inflamasi, anti piretik dan analgesik secara sentral dan perifer.
Ketoprofen menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat ensim siklooksigenase.
Ketoprofen adalah suatu anti inflamasi non steroid, yang termasuk dalam golongan AINS turunan dari asam propionat. Ketoprofen memiliki aktivitas anti inflamasi, anti piretik dan analgesik secara sentral dan perifer.
Ketoprofen menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat ensim siklooksigenase.
3. INDIKASI :
· Rematik inflamasi kronis
· Rematik abartikuler
· Serangan Gout atau kondrokalsinosis
· Artritis akut dan poliartritis
· Skiatika dan nyeri pada pinggang bawah
· Eksaserbasi kongestif pada osteoartritis
· Sebagai analgetik setelah operasi atau setelah melahirkan
4. KONTRA INDIKASI :
· Penderita dengan riwayat reaksi hipersensitif terhadap Ketoprofen, Asetosal, AINS lainnya seperti serangan asma, atau reaksi alergi tipe lain.
· Reaksi anafilaksis berat dan fatal pernah dilaporkan meskipun jarang.
· Penderita dengan riwayat rektitis atau protekragia.
5. EFEK SAMPING :
· Gangguan pada saluran cerna : gastralgia, nyeri perut, mual, muntah, diare, konstipasi.
· Reaksi hipersensitivitas : kemerahan, urticaria, angioedema, serangan asma, bronkospasme, reaksi anafilaksis (termasuk syok).
· Gangguan pada sistem saraf pusat dan perifer : pusing, parestesi dan konvulsi, sakit kepala, somnolence, gangguan emosi.
· Gangguan pendengaran : tinitus.
· Gangguan pada darah : trombositopenia, anemia yang umumnya karena perdarahan kronis, agranulositosis, aplasia sumsum tulang.
· Over dosis : Efek samping yang diamati pada keadaan overdosis adalah : hipertensi, bronkospasme dan hemoragi gastrointestinal. Pada kejadian ini dapat diberikan terapi simtomatik dan supportive.
6. PERINGATAN DAN PERHATIAN :
· Hati-hati diberikan pada penderita dengan riwayat tukak lambung.
· Pada awal pengobatan fungsi ginjal harus dipantau dengan cermat pada pasien dengan gangguan hati. Sirosis dan nefrosis, pasien yang menerima pengobatan diuretik, pasien dengan gangguan ginjal kronis, terutama pada pasien usia lanjut. Pada pasien-pasien ini pemberian ketoprofen dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke dalam ginjal disebabkan oleh penghambatan prostaglandin dan berakibat gagal ginjal.
· Seperti halnya dengan AINS lain, bila terdapat infeksi, maka aktivitas antiinflamasi, analgesik dan antipiretik ketoprofen dapat menutupi tanda-tanda umum perkembangan infeksi misalnya demam.
· Pada pasien dengan pemeriksaan fungsi hati abnormal, atau dengan riwayat penyakit hati, kadar transaminase harus dinilai secara berkala terutama pada pengobatan jangka panjang. Pernah dilaporkan adanya ikterus dan hepatitis karena ketoprofen walaupun jarang.
· Bila terjadi gangguan penglihatan misalnya penglihatan kabur maka pengobatan harus dihentikan.
· Hati-hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
7. INTERAKSI OBAT :
· Dengan AINS lain, termasuk salisilat dosis tinggi : dapat meningkatkan risiko tukak lambung dan perdarahan.
· Antikoagulan oral, heparin parenteral dan tiklopidin : meningkatkan risiko perdarahan yang disebabkan penghambatan agregasi trombosit.
· Lithium : risiko peningkatan kadar litium dalam plasma, kadang-kadang mendekati kadar toksis, karena penurunan ekskresi litium melalui ginjal.
· Metotreksat dengan dosis lebih dari 15 mg/minggu : akan terjadi peningkatan risiko toksisitas darah dari metotreksat, sehubungan dengan penggantian metotreksat yang terikat dengan protein dan penurunan klirens ginjal.
8. DOSIS :
SUPRAFENID Supositoria :
SUPRAFENID Supositoria :
· Bila dikombinasikan dengan pemberian per oral pada waktu pagi dan siang, dosis lazim adalah 1 supositoria dimasukkan ke dalam rektum.
· Bila tidak dikombinasikan dosis lazim adalah 2 x 1 supositoria perhari, dimasukkan ke dalam rektum.
9. KEMASAN :
Dus, isi 10 Supositoria
No. Reg : DKL 0315616553 A1
Dus, isi 10 Supositoria
No. Reg : DKL 0315616553 A1
10. HARUS DENGAN RESEP DOKTER
· Simpan di tempat sejuk (8º C - 15º C) dan kering
· Dibuat oleh PT. COMBIPHAR
Bandung - Indonesia
untuk PT Meprofarm
Bandung - Indonesia
untuk PT Meprofarm
11. PEMBERIAN OBAT
a. Persiapan
· Persiapan Klien
o Cek perencanaan Keperawatan klien.
o Klien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, dan reaksi yang akan terjadi setelah pemberian obat.
· Persiapan Alat
o Baki beralas.
o Hanscone sebelah kanan.
o Gunting, kain kassa.
o Obat pencahar yang diperlukan/Suppositoria.
o Pispot dan bengkok.
b. Pelaksanaan
· Perawat cuci tangan.
· Pasang sampiran dan gunakan sarung tangan jika perlu.
· Gunting obat pencahar yang diperlukan.
· Ambil dengan kain kassa.
· Masukan perlahan-lahan melalui rectal 7 – 10 cm sampai melewati Spinter ani interna, sambil pasien disarankan menarik napas panjang.
· Anjurkan pasien menahan BAB dulu sampai terasa mules.
· Dekatkan pispot dengan pasien.
· Catat pemberian obat dan reaksi pasien.
· Membereskan alat-alat.
· Perawat cuci tangan.
· Catat tindakan yang telah dilakukan.
c. Evaluasi
· Perhatikan respon klien dan hasil tindakan.
d. Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, respon klien, hasil tindakan,nama obat dan dosis, perrawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan.
ada sumbernya ngga ya?
ReplyDeleteAda Sumber nya gak?
ReplyDelete