2.1 Pengertian
Komunikasi
Menurut Effendi (1995)
komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau
perilaku baik secara langsung (lisan)
maupun tak langsung. Istilah ‘komunikasi’ (communication)
berasal dari bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau
menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)
dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland,
Janis dan Kelley : 1953)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).
Frank E.X.
Dance (1976) dalam bukunya, ‘Human Communication Theory’ antara lain
menginventarisasi 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan berbagai
ahli.
Jadi Komunikasi itu apa?.....
Jadi Komunikasi itu apa?.....
•
Komunikasi adalah suatu
proses artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang
terjadi secara berurutan- serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu
tertentu. Sebagai proses komunikasi tidak ‘statis’ tapi ‘dinamis’ dalam arti
akan mengalami perubahan secara terus menerus.
•
Komunikasi adalah upaya yang
disengaja serta mempunyai tujuan.
•
Komunikasi menuntut adanya
partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat.
•
Komunikasi bersifat
simbolis.
•
komunikasi bersifat
transaksional.
Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang.
2.2 Komponen
komunikasi
Ø Komunikator : orang atau lembaga yang menyampaikan pesan.
Ø pesan : pernyataan yang
didukung oleh lambang yang mempunyai arti .
Ø komunikan : orang yang menerima pesan .
Ø media : sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan .
Ø
efek : dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan .
2.3 Lingkungan/Konteks
Komunikasi
Lingkungan (konteks)
komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi : fisik, sosio-psikologis dan
temporal
Fisik
Ruang atau bangsal atau taman di mana komunikasi berlangsung disebut konteks
atau lingkungan fisik - artinya , lingkungan nyata atau berwujud
(tangible). Lingkungan fisik ini, apa pun bentuknya, mempunyai pengaruh
tertentu atas kandungan pesan kita (apa yang kita sampaikan) selain juga bentuk
pesan (bagaimana kita menyampaikan).
Dimensi sosial-psikologis,
Meliputi misalnya tata hubungan status diantara mereka yang terlibat,
peran dan permainan yang dijalankan orang, serrta aturan budaya mesayarakat di
mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa
persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, situasi serius atau
senda gurau. Komunikasi yang diperbolehlan pada suatu pesta wisuda mungkin
tidak diperbolehkan di rumah sakit.
Dimensi temporal (waktu)
Mencakup waktu dalam sehari maupun wakti dalam hitungan sejarah dimana
komunikasi itu berlangsung. Bagi banyak orang, siang hari bukanlah waktu yang
tepat untuk berkomunikasi dengan orang lain, tapi bagi banyak orang, pagi hari
justru paling ideal berkomunikasi. Waktu dalam sejarah tidak kurang pentingnya.
karena kelayakan dan dampak dari suatu pesan bergantung, sebagian pada waktu
atau moment pesan dikomunikasikan. Bayangkan misalnya, bagaimana pesan-pesan
mengenai sikap dan nilai rasial, seksual, atau keagamaan disampaikan dan
ditanggapi dalam waktu sepanjang
sejarah.
2.4 Terminologi
Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu
konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya.Faktor yang
berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya
definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen : biomedis,personal
dan sosiokultural.
WHO (1947)
“ ....keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan
sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan...”
Perilaku Kesehatan menurut Gochman (1988)
“those attributes such as beliefs, expectations, motives, values,
perceptions, and other cognitive elements, personallity characteristics, including
affective and emotional states and habits that relate to health maintenance, to
health restoration and to health improvement”
Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara
langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan
yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. Komponen perilaku kesehatan
dapat dilihat dalam dua aspek perkembangan penyakit (Gerace dan Vorp, 1985).
Pertama, adalah perilaku yang mempengaruhi faktor resiko penyakit tertentu.
Faktor resiko adalah ciri kelompok individu yang menunjuk mereka sebagai at-high-risk
terhadap penyakit tertentu. Kedua, perilaku itu sendiri dapat berupa faktor
resiko.
2.4 Pengertian Komunikasi
Kesehatan
Setelah tahu pengertian komunikasi dan
kesehatan,
apa itu Komunikasi Kesehatan ?
Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media
tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial.
Faktor-faktor penunjang komunikasi yang efektif :
Komponen pesan :
•
Pesan harus dirancang dan
disampaikan sedemikian rupa menarik perhatian komunikan.
•
Pesan harus menggunakan
lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan
komunikan, sehingga sama-sama mengerti.
•
Pesan harus mampu
membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut.
•
Pesan harus menyarankan
suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok
dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang
dikehendaki.
Komponen komunikan :
•
Ia dapat dan benar-benar
mengerti pesan komunikasi.
•
Pada saat mengambail keputusan
ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya.
•
Pada saat mengambil
keputusan ia sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan
pribadinya.
•
Ia mampu untuk menepatinya
baik secara mental maupun fisik.
Komponen
komunikator :
•
Trustworthiness atau
kepercayaan pada komunikator.
•
Attractiveness atau daya
tarik komunikator.
•
Source power atau kekuasaan
: kemampuan untuk menimbulkan ketundukan atau kepatuhan (Kelman dalam Rakhmat,
1992 : 255)
•
Expertise atau keahlian
komunikator.
Model dan teori perilaku kesehatan
1.
Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Menurut
Rosenstock (1974, 1977)
Model ini
dekat dengan Pendidikan Kesehatan , Konsep :
Perilaku
kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa
persepsi sesorang tentang kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat
mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku kesehatannya .
Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
• Percaya bahwa
mereka rentan terhadap masalah kesehatan
• Menganggap
serius masalah
• yakin
terhadap efektivitas pengobatan
• tidak mahal
• menerima
anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
Kelemahan :
• Bersaing
dengan kepercayaan dan sikap-sikap lain
• Pembentukan
kepercayaan seiring dengan perubahan perilaku
2.
Model Komunikasi/persuasi (McGuire 1964)
Konsep :
Komunikasi
dapat mengubah sikap dan perilaku kesehatan secara langsung pda kausal yang
sama input (stimulu) output (tanggapan thp stimulus). Perubahan pengetahuan dan
sikap merupakan pra kondisi dalam perubahan perilaku kesehatan.
Input :
• Source
(sumber)
• Messages
(pesan)
• Channel
(saluran)
• Audience
(sasaran)
• Tujuan pesan
yang disampaikan
Output :
(perubahan)
• Kognitif
(pengetahuan)
• Sikap
• Decision making
• Perilaku yang dapat diobservasi
MODEL
KOMUNIKASI MENURUT WILBUR SCHRAMM
1.Model Komunikasi
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
Model yang pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya yang kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga, Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyendi-balik, mentransmisikan dan menerima sinyal. Di sini kita melihat umpan balik dan ”lingkaran” yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
Pada model ketiga ini, Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal sebagai model sirkular Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular Model). Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses yang linear, model ini dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya ialah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan kata lain, komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pada perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi. Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses. Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkan dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding (menyandi), decoding (menyandi-balik) dan interpreting (menafsirkan).
2.Teori-teori Schramm
Beberapa teori yang pernah dikemukakan oleh Wilbur Schramm antara lain:
a.Teori Peluru (The Bullet Theory of Communication)
Teori ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoretisi komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodemic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori harum hipodermik. Teori ini ditampilkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion from Mars”.
Pada tahun tersebut, Schramm mengemukakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya.
Namun dalam karya tulisnya yang diterbitkan pada awal tahun 1970-an, Schramm meminta kepada para peminatnya agar teori peluru komunikasi itu dianggap tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak pasif.
Pernyataan Schramm tentang pencabutan teorinya itu didukung oleh Paul F. Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, mereka tidak jatuh terjerembab. Kadang-kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Sering pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak.
b.Teori Komunis Soviet (SovietCommunistTheory)
Teori-teori komunikasi berlangsung secara berkesinambungan, artinya suatu teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran dalam suatu penelitian atau dipakai sebagai pendekatan dalam menelaah suatu fenomena. Bisa merupakan teori lama yang ditampilkan seorang cendekiawan satu dekade sebelumnya,bahkan lebih lama daripada itu.
Tiga orang cendekiawan Amerika, yaitu Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm menerbitkan sebuah buku yang berjudul Four Theories of the Press: The Eutoritarian, Libertarian, Social Responsibility, and Soviet Communist Concepts of What the Press Should Be and Do pada tahun 1956. Buku tersebut mengupas empat buah sistem pers yang berlaku di berbagai negara di dunia, yakni Authoritarian Theory (abad 15-16), Liberitarian Theory (abad 17-18),, Soviet Communist Theory (Marxist) dan Social Responsibility Theory (abad ke-20).
Pada awalnya, keempat teori tersebut memang teori pers, namun kemudian seirama dengan perkembangan media massa yang meliputi radio siaran, televisi siaran, film teatrikal, dan lain-lain, maka teori tersebut menjadi teori media massa. Dengan kata lain, teori pers yang semula hanya mengenai pers dalam arti sempit, kini menjadi pengertian pers dalam arti luas, yang jika dikaitkan dengan kegiatannya, tidak hanya jurnalistik cetak tetapi juga jurnalis elektronik.
Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm merupakan tokoh pers dunia dan teori-teori pers yang mereka ciptakan menjadi sumber rujukan para praktisi, mahasiswa dan perguruan tinggi. Buku , Four Theories of the Press: The Eutoritarian, Libertarian, Social Responsibility, and Soviet Communist Concepts of What the Press Should Be and Do dimaksudkan untuk menjelaskan perkembangan kondisi pers dunia di masa lampau dan memasuki era pra- perang dingin antara Barat dan Timur.
Pentingnya kedudukan pers demi perdamaian dunia yang demokratis, PBB secara khusus membahas masalah kemerdekaan pers di Geneva, Swis 23 Maret 1948. Prinsip dasar konferensi tersebut adalah adanya pengakuan PBB terhadap kemerdekaan pers sebagai "hak dasar manusia". Sedangkan Pasal 19 Deklarasi Hak Asasi Manusia menjelaskan pula bahwa setiap orang berhak dan bebas mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan pendapat dengan cara apapun tanpa memandang batas-batas.
Teori Komunis Soviet (Soviet Communist Theory) dikupas oleh Schramm dengan kacamata Amerika yang orientasinya lain untuk tidak mengatakan bertentangan. Dalam kupasannya tersebut, Schramm mencoba menyelusuri dari akarnya, yakni pemikiran Karl Marx melalui pertumbuhan di zaman Lenin dan Stalin. Seperti diketahui pemikiran Marx dipengaruhi oleh konsep dialektika dari Hegel, dimana kedua kekuatan yang bertentangan (tese dan antitese) mengubah perbedaannya menjadi sintese. Pada gilirannya, sintese ini menjadi suatu tese baru yang ditentang oleh aliran antitese baru yang kemudian menimbulkan sintese baru. Demikian seterusnya sepanjang sejarah.
Schramm mengatakan bahwa sumbangan besar dari Marx adalah penjungkirbalikkan dialektika Hegel. Jadi Marx membuat dialektikanya realistik, kebalikan dari idealistik. Dia menyatakan bahwa kondisi hidup yang bersifat material terutama cara manusia mengelola hidupnya dan jenis kehidupan yang ia kelola untuk menentukan idea manusia. Dengan kata lain, ekonomi, sistem kekuatan produktif dan hubungan produktif merupakan faktor sentral bagi kehidupan manusia, suatu fakta yang menentukan sifat kehidupan masyarakat.
Schramm juga berpendapat bahwa pengawasan terhadap media massa harus berpijak pada mereka yang memiliki fasilitas, sarana percetakan, stasiun siaran, dan lain-lain. Selama kelas kapitalis mengawasi fasilitas fisik ini, kelas buruh tidak akan mempunyai peran pada saluran-saluran komunikasi. Kelas buruh harus mempunyai saluran komunikasi sendiri. Demikian pula kaum buruh harus berpikir bahwa kebebasan pers yang sebenarnya tidak ada kecuali dalam masyarakat tanpa kelas, dimana kelas kerja telah merebut perlengkapan komunikasi dan tidak takut lagi akan pengawasan para pemilik borjuis.
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
Model yang pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Dalam modelnya yang kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga, Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyendi-balik, mentransmisikan dan menerima sinyal. Di sini kita melihat umpan balik dan ”lingkaran” yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
Pada model ketiga ini, Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal sebagai model sirkular Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular Model). Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses yang linear, model ini dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya ialah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan kata lain, komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pada perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi. Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmitting) dan pada sisi penerimaan (receiving) dari proses. Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkan dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding (menyandi), decoding (menyandi-balik) dan interpreting (menafsirkan).
2.Teori-teori Schramm
Beberapa teori yang pernah dikemukakan oleh Wilbur Schramm antara lain:
a.Teori Peluru (The Bullet Theory of Communication)
Teori ini merupakan konsep awal sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoretisi komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodemic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori harum hipodermik. Teori ini ditampilkan pada tahun 1950-an setelah peristiwa penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion from Mars”.
Pada tahun tersebut, Schramm mengemukakan bahwa seorang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang pasif tidak berdaya.
Namun dalam karya tulisnya yang diterbitkan pada awal tahun 1970-an, Schramm meminta kepada para peminatnya agar teori peluru komunikasi itu dianggap tidak ada, sebab khalayak yang menjadi sasaran media massa itu ternyata tidak pasif.
Pernyataan Schramm tentang pencabutan teorinya itu didukung oleh Paul F. Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarsfeld mengatakan bahwa jika khalayak diterpa peluru komunikasi, mereka tidak jatuh terjerembab. Kadang-kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya pula efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Sering pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak.
b.Teori Komunis Soviet (SovietCommunistTheory)
Teori-teori komunikasi berlangsung secara berkesinambungan, artinya suatu teori yang digunakan sebagai landasan pemikiran dalam suatu penelitian atau dipakai sebagai pendekatan dalam menelaah suatu fenomena. Bisa merupakan teori lama yang ditampilkan seorang cendekiawan satu dekade sebelumnya,bahkan lebih lama daripada itu.
Tiga orang cendekiawan Amerika, yaitu Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm menerbitkan sebuah buku yang berjudul Four Theories of the Press: The Eutoritarian, Libertarian, Social Responsibility, and Soviet Communist Concepts of What the Press Should Be and Do pada tahun 1956. Buku tersebut mengupas empat buah sistem pers yang berlaku di berbagai negara di dunia, yakni Authoritarian Theory (abad 15-16), Liberitarian Theory (abad 17-18),, Soviet Communist Theory (Marxist) dan Social Responsibility Theory (abad ke-20).
Pada awalnya, keempat teori tersebut memang teori pers, namun kemudian seirama dengan perkembangan media massa yang meliputi radio siaran, televisi siaran, film teatrikal, dan lain-lain, maka teori tersebut menjadi teori media massa. Dengan kata lain, teori pers yang semula hanya mengenai pers dalam arti sempit, kini menjadi pengertian pers dalam arti luas, yang jika dikaitkan dengan kegiatannya, tidak hanya jurnalistik cetak tetapi juga jurnalis elektronik.
Fred S. Siebert, Theodore Peterson dan Wilbur Schramm merupakan tokoh pers dunia dan teori-teori pers yang mereka ciptakan menjadi sumber rujukan para praktisi, mahasiswa dan perguruan tinggi. Buku , Four Theories of the Press: The Eutoritarian, Libertarian, Social Responsibility, and Soviet Communist Concepts of What the Press Should Be and Do dimaksudkan untuk menjelaskan perkembangan kondisi pers dunia di masa lampau dan memasuki era pra- perang dingin antara Barat dan Timur.
Pentingnya kedudukan pers demi perdamaian dunia yang demokratis, PBB secara khusus membahas masalah kemerdekaan pers di Geneva, Swis 23 Maret 1948. Prinsip dasar konferensi tersebut adalah adanya pengakuan PBB terhadap kemerdekaan pers sebagai "hak dasar manusia". Sedangkan Pasal 19 Deklarasi Hak Asasi Manusia menjelaskan pula bahwa setiap orang berhak dan bebas mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan pendapat dengan cara apapun tanpa memandang batas-batas.
Teori Komunis Soviet (Soviet Communist Theory) dikupas oleh Schramm dengan kacamata Amerika yang orientasinya lain untuk tidak mengatakan bertentangan. Dalam kupasannya tersebut, Schramm mencoba menyelusuri dari akarnya, yakni pemikiran Karl Marx melalui pertumbuhan di zaman Lenin dan Stalin. Seperti diketahui pemikiran Marx dipengaruhi oleh konsep dialektika dari Hegel, dimana kedua kekuatan yang bertentangan (tese dan antitese) mengubah perbedaannya menjadi sintese. Pada gilirannya, sintese ini menjadi suatu tese baru yang ditentang oleh aliran antitese baru yang kemudian menimbulkan sintese baru. Demikian seterusnya sepanjang sejarah.
Schramm mengatakan bahwa sumbangan besar dari Marx adalah penjungkirbalikkan dialektika Hegel. Jadi Marx membuat dialektikanya realistik, kebalikan dari idealistik. Dia menyatakan bahwa kondisi hidup yang bersifat material terutama cara manusia mengelola hidupnya dan jenis kehidupan yang ia kelola untuk menentukan idea manusia. Dengan kata lain, ekonomi, sistem kekuatan produktif dan hubungan produktif merupakan faktor sentral bagi kehidupan manusia, suatu fakta yang menentukan sifat kehidupan masyarakat.
Schramm juga berpendapat bahwa pengawasan terhadap media massa harus berpijak pada mereka yang memiliki fasilitas, sarana percetakan, stasiun siaran, dan lain-lain. Selama kelas kapitalis mengawasi fasilitas fisik ini, kelas buruh tidak akan mempunyai peran pada saluran-saluran komunikasi. Kelas buruh harus mempunyai saluran komunikasi sendiri. Demikian pula kaum buruh harus berpikir bahwa kebebasan pers yang sebenarnya tidak ada kecuali dalam masyarakat tanpa kelas, dimana kelas kerja telah merebut perlengkapan komunikasi dan tidak takut lagi akan pengawasan para pemilik borjuis.
KARYA-KARYA SCHRAMM
Sebagai penulis yang produktif, Wilbur Schramm telah
berhasil menulis beberapa judul buku, antara lain:
1. Men, Messages and Media (1973).
2. Beginnings of Communication Study in America: A Personal Memoir (April 1997). Ditulis bersama Everett M. Rogers dan Steven H. Chaffee.
3. Four Theories of the Press: The Eutoritarian, Libertarian, Social Responsibility, and Soviet Communist Concepts of What the Press Should Be and Do. Ditulis bersama Theodore Peterson, dan Frederick S. Siebert.
4. Big Media, Little Media: Tools and Technologies for Instruction (Januari 1977).
5. The Science of Human Communication (1963).
6. Story of Human Communication: Cave Painting to Microchip (Januari 1988).
7. Television in the Lives of Our Children (Juni 1961).
8. Responsibility in Mass Communication, 3rd Edition (Januari 1980). Ditulis bersama William Rivers dan Clifford G. Christians.
9. The Process and Effects of Mass Communication (Revised) (Oktober 1971).
10. Communication And Change: The Last Ten Years – And The Next. Sebagai editor bersama Daniel Lerner.
11. International Encyclopedia of Communications (Maret 1989). Ditulis bersama Erik Barnouw, George Gerbner dan Et Al sebagai editor.
12. Messages: A Reader in Human Communication (1974).
13. Wilbur Schramm and the Beginnings of American Communication Theory.
1. Men, Messages and Media (1973).
2. Beginnings of Communication Study in America: A Personal Memoir (April 1997). Ditulis bersama Everett M. Rogers dan Steven H. Chaffee.
3. Four Theories of the Press: The Eutoritarian, Libertarian, Social Responsibility, and Soviet Communist Concepts of What the Press Should Be and Do. Ditulis bersama Theodore Peterson, dan Frederick S. Siebert.
4. Big Media, Little Media: Tools and Technologies for Instruction (Januari 1977).
5. The Science of Human Communication (1963).
6. Story of Human Communication: Cave Painting to Microchip (Januari 1988).
7. Television in the Lives of Our Children (Juni 1961).
8. Responsibility in Mass Communication, 3rd Edition (Januari 1980). Ditulis bersama William Rivers dan Clifford G. Christians.
9. The Process and Effects of Mass Communication (Revised) (Oktober 1971).
10. Communication And Change: The Last Ten Years – And The Next. Sebagai editor bersama Daniel Lerner.
11. International Encyclopedia of Communications (Maret 1989). Ditulis bersama Erik Barnouw, George Gerbner dan Et Al sebagai editor.
12. Messages: A Reader in Human Communication (1974).
13. Wilbur Schramm and the Beginnings of American Communication Theory.
The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular
Osgood dan Schramm)
Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier,
model Osggod dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi.
Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan
perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan
penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan komunikan.
Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku
utama dalam proses komunikasi.
Shannon dan Weaver membedakan source dengan
transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua
fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan pada sisi pemnerimaan
(receiving ) dari proses.
Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang
hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau
menajdi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.
0 comments:
Post a Comment