A.
Definisi
Polip hidung adalah massa yang lunak, berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat dalam rongga hidung.
Polip hidung adalah massa yang lunak, berwarna putih atau keabu-abuan yang terdapat dalam rongga hidung.
Polip Hidung
adalah tonjolan pada jaringan permukaan (mukosa) rongga hidung bagian dalam
(cavum nasi). Bentuknya bertangkai dan memanjang (mirip dengan buah anggur
bening lonjong bertangkai). Itu sebabnya penderita polip hidung merasa
terganggu akibat tonjolan di dalam hidungnya sehingga tidak leluasa bernafas
(buntu) dan pilek berkepanjangan.
B. Etiologi
Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat hipersensitifitas atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi terhadap kejadian polip hidung belum diketahui dengan pastif tetapi tidak ada keraguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal sering kali ditemuakan bersamaan dengan adanya polip. Adapun faktor penyebab yang dianggap berhubungan dengan Polip Hidung adalah reaksi alergi dan peradangan menahun yang berulang. Beberapa penyakit dan kondisi yang ditengarai berhubungan dengan Polip Hidung, diantaranya: Asma (20-50%), Rhinitis Alergika, Sinusitis Kronis, Intoleransi Aspirin, Intoleransi Alkohol. Polip biasanya ditemukan pada orang dewasa dan jarang terjadai pada anak-anak. Polip mungkin merupakan gejala dari kistik fibrosis.
Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat hipersensitifitas atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi terhadap kejadian polip hidung belum diketahui dengan pastif tetapi tidak ada keraguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal sering kali ditemuakan bersamaan dengan adanya polip. Adapun faktor penyebab yang dianggap berhubungan dengan Polip Hidung adalah reaksi alergi dan peradangan menahun yang berulang. Beberapa penyakit dan kondisi yang ditengarai berhubungan dengan Polip Hidung, diantaranya: Asma (20-50%), Rhinitis Alergika, Sinusitis Kronis, Intoleransi Aspirin, Intoleransi Alkohol. Polip biasanya ditemukan pada orang dewasa dan jarang terjadai pada anak-anak. Polip mungkin merupakan gejala dari kistik fibrosis.
C. Faktor Predisposisi
faktor
predisposisi terjadinya polip antara lain :
1. Alergi
terutama rinitis alergi.
2. Sinusitis
kronik.
3. Iritasi.
4.Sumbatan
hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka.
D. Patofisiologi
Polip berasal dari pembengkakan mukosa hidung yang terdiri atas cairan interseluler dan kemudian terdorong ke dalam rongga hidung dan gaya berat.
Polip dapat timbul dari bagian mukosa hidung atau sinus paranasal dan seringkali bilateral. Polip hiung paling sering berasal dari sinus maksila (antrum) dapat keluar melalui ostium sinus maksilla dan masuk ke ronga hidung dan membesar di koana dan nasopharing. Polip ini disebut polip koana.
Secara makroskopik polip tershat sebagai massa yang lunak berwarna putih atau keabu-abuan. Sedangkan secara mikroskopik tampak submukosa hipertropi dan sembab. Sel tidak bertambah banyak dan terutama terdiri dari sel eosinofil, limfosit dan sel plasma sedangkan letaknya berjauhan dipisahkan oleh cairan interseluler. Pembuluh darah, syaraf dan kelenjar sangat sedikit dalam polip dan dilapisi oleh epitel throrak berlapis semu.
Polip berasal dari pembengkakan mukosa hidung yang terdiri atas cairan interseluler dan kemudian terdorong ke dalam rongga hidung dan gaya berat.
Polip dapat timbul dari bagian mukosa hidung atau sinus paranasal dan seringkali bilateral. Polip hiung paling sering berasal dari sinus maksila (antrum) dapat keluar melalui ostium sinus maksilla dan masuk ke ronga hidung dan membesar di koana dan nasopharing. Polip ini disebut polip koana.
Secara makroskopik polip tershat sebagai massa yang lunak berwarna putih atau keabu-abuan. Sedangkan secara mikroskopik tampak submukosa hipertropi dan sembab. Sel tidak bertambah banyak dan terutama terdiri dari sel eosinofil, limfosit dan sel plasma sedangkan letaknya berjauhan dipisahkan oleh cairan interseluler. Pembuluh darah, syaraf dan kelenjar sangat sedikit dalam polip dan dilapisi oleh epitel throrak berlapis semu.
E. Manifestasi
Klinik :
1. Sumbatan hidung
2. Hiposmia / anosmia
3. Sinusitis, nyeri kepala, rinorhea
4. Alergi; berupa bersin-bersin dan iritasi
1. Sumbatan hidung
2. Hiposmia / anosmia
3. Sinusitis, nyeri kepala, rinorhea
4. Alergi; berupa bersin-bersin dan iritasi
F.
Gejala
Polip Hidung
1.
Hidung mampet. Berat ringannya
hidung buntu bergantung pada letak dan ukuran Polip Hidung.
2.
Suara bindeng. Penciuman menurun.
3.
Pilek berkepanjangan. Hidung meler,
encer hingga kental.
G.
Jenis
Polip Hidung
Polip Hidung terbagi menjadi 2
jenis, yakni:
1.
Polip hidung Tunggal. Jumlah polip
hanya sebuah. Berasal dari sel-sel permukaan dinding sinus tulang pipi
(maxilla).
2.
Polip Hidung Multiple. Jumlah polip
lebih dari satu. Dapat timbul di kedua sisi rongga hidung. Pada umumnya berasal
dari permukaan dinding rongga tulang hidung bagian atas (etmoid).
H. Pencegahan
Anda dapat
membantu mengurangi kemungkinan Anda untuk mengalami polip hidung atau
kambuhnya polip hidung setelah perawatan dengan strategi pencegahan berikut:
1.
Mengatur alergi dan asma. Mengikuti
pengobatan dokter rekomendasi untuk mengelola asma dan alergi. Jika gejala
tidak mudah dan secara teratur di bawah kendali, konsultasi dengan dokter Anda
tentang perubahan rencana pengobatan Anda.
2.
Hindari iritasi. Sebisa mungkin,
hindari hal-hal yang mungkin untuk memberikan kontribusi untuk peradangan atau
iritasi sinus Anda, seperti alergen, polusi udara dan bahan kimia.
3.
Hidup bersih yang baik. Cuci tangan
Anda secara teratur dan menyeluruh. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk
melindungi terhadap infeksi bakteri dan virus yang dapat menyebabkan peradangan
pada hidung dan sinus.
4.
Melembabkan rumah Anda. Gunakan
pelembab ruangan jika Anda memiliki udara kering di rumah Anda. Hal ini dapat
membantu meningkatkan aliran lendir dari sinus Anda dan dapat membantu mencegah
sumbatan dan peradangan.
5.
Gunakan bilasan hidung atau nasal
lavage. Gunakan air garam (saline) spray atau nasal lavage untuk membilas
hidung Anda. Hal ini dapat meningkatkan aliran dan menghilangkan lendir
penyebab alergi dan iritasi. Anda dapat membeli semprotan saline atau lavage
nasal dengan perangkat, seperti sedotan, untuk mngantarkan bilasan. Anda dapat
membuat solusi sendiri dengan mencampurkan 1 / 4 sendok teh (1.2 ml) garam
dengan 2 cangkir (0,5 liter) air hangat. Hindari air garam semprot yang
mengandung zat aditif yang dapat membakar lapisan mukosa hidung Anda.
I.
Pengobatan
Prinsip
pengobatan adalah menghilangkan penyebabnya. Sayangnya, hingga kini penyebab
pasti Polip Hidung belum diketahui. Sehingga pengobatan Polip Hidung ditujukan
untuk meredakan keluhan akibat Polip dan menghilangkan Polip Hidung melalui
tindakan medis operasi.
Pengobatan Non Operatif
Cara ini
dipilih untuk pengobatan Polip Hidung yang masih kecil, untuk meredakan keluhan
dan agar polip tidak membesar secara progresif. Obat yang lazim digunakan,
antara lain:
1.
Anti inflamasi steroid oral.
Diberikan pada awal pengobatan untuk mencegah hidung buntu, sekaligus untuk
menilai respon pengobatan. Apabila memberikan respon yang bagus, pengoabatan
dengan cara ini aman diberikan secara periodik 3-4 kali setahun.
2. Steroid
intranasal. Efektif untuk mengurangi pertumbuhan Polip Hidung dan pasca operasi.
3. Injeksi
Steroid intra Polip. Pengobatan cara ini sangat selektif dan dipilih atas
pertimbangan khusus oleh dokter THT.
4. Leukotriene
inhibitors. Penelitian menunjukkan bahwa pengobatan ini bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan Polip Hidung dan meredakan keluhan, terutama pada Polip
Hidung yang dipicu oleh Rhinitis Alergika.
5. Antibiotika.
Hanya digunakan jika dijumpai infeksi sekunder oleh kuman berdasarkan
pemeriksaan dokter.
Pengobatan
Operatif
Tindakan
operasi dilakukan untuk mengambil Polip Hidung berdasarkan indikasi sesuai
hasil pemeriksaan Dokter THT.
Pasca
operasi dilanjutkan dengan pengobatan untuk meredakan keluhan yang mungkin
masih timbul, dengan menggunakan Steroid semprot intranasal.
Bagi
Penderita Polip Hidung yang sedang menjalani pengobatan Non-Operasi, hendaknya
menyampaikan kepada Dokter THT, obat-obat yang paling nyaman dan memberikan
respon terbaik. Dengan begitu dokter akan memilihkan obat yang paling tepat,
nyaman dan aman atau obat dengan efek samping paling minimal untuk penggunaan
jangka panjang.